2019

Tahun ini akan berganti, sebentar lagi. Tahun 2019 penuh emosi, dari marah, bahagia, kecewa, dan banyak lagi.

Rasanya masih kemarin ngaku-ngaku umur 18 tahun, padahal sudah 19 tahun. Baru juga kemarin rasanya, main karate-karatean dengan kakak saya, tapi saya mukul dia beneran (bar-bar saya ini) sampai nangis di teras depan rumah, tahun 2019 ini sudah nikah saja. Baru kemaren rasanya saya boncengan sepeda dengan Bapak, berdiri di belakang jatuh ke got, terus kepala saya terantuk kayu, sekarang ketemu saja kalau libur. Baru kemarin rasanya Mamak gendong saya yang sakit bawa kewarung beli biskuit saya bayar pakai uang mainan, sampai Ibu pemilik warung dan Mamak ketawain saya berjamaah. Tahun sudah mau berganti saja.

Kita memang tidak diciptakan selalu sama-sama, bahkan dengan keluarga kita. Entah berpisah dengan alasan cita bisa jadi dengan alasan cinta.

Kalau boleh jujur 2019 ini tahun mengesankan. Saya ingin berterima kasih pada diri sendiri, lumayan bisa mengikis ego, ketika saya jalan tanpa ijin kepada orang tua membuat mereka kesal karena khawatir. Saya berhasil berucap 'maaf'. Sebelumnya mana pernah, paling nangis tanpa meminta maaf.

Tahun ini juga lebih santuy, berhasil damai dengan masa lalu. Masa lalu apa saja lah, entah itu cinta monkey yang akhirnya kelar. Jadi lebih tenang, merasakan waktu lebih produktif tanpa harus bucin.
Dan, menemukan dunia baruku yaitu, membaca dan menulis. Demi dua buah buku yang ditanda tangani penulis, rela makan telur sampai jerawatan. Hahaha. Tapi pada akhirnya salah satu buku, berhasil mendatangkan keberanianku menulis di blog malam ini.

Ouh.. iya, mungkin ini juga wujud dari keinginan iseng yang di Aamiin-kan malaikat. Ingat tidak, dulu ada sinetron di salah satu channel TV Nasional yang judulnya "catatan hati seorang istri", nah dulu itu aku nonton, Hahahaha. Terus lihat pemeran utamanya itu nulis curhatannya di blog, kan?. Saat melihat itu batinku berucap "kayaknya asyik tuh nulis kayak gitu, kalau gede nulis ah". Jadi sekarang terealisasikan.

Tahun ini juga mengesankan, berhasil menantang metal kerupuk untuk tampil diperlombaan debat. Mungkin ini berlebihan untuk diceritakan. Tapi sebagai seorang yang tidak suka berbicara di depan banyak orang berkurung di kamar adalah hobinya, rasanya luar biasa saja bisa juara dan mewakili kampus pada lomba HSN (Hari Santri Nasional), meskipun di ajang kedua hanya dapat juara ke-tiga, intinya bersyukur. Tapi, keberhasilan ini tidak lepas dari doa orang tua, bantuan Kakak, dan tim yang kompak.

Terlepas banyak hal yang dicapai dan dilakukan, tentu ada target yang masih terlewat. Harapannya di tahun 2020 nanti semua yang belum dilakukan akan terlaksanakan, belum dicapai akan diraih, belum dicoba akan dirasakan, tanda kutip dalam hal-hal positif. 

~
keheningan malam ini ku suka.
Ketenangan malam ini ku damba.
Saat aku bisa, menjadi apa yang aku cita.



Comments